Kamis, 28 Januari 2021

My Sister In Law 21+ (Myungzy)

 

'Arggg' aku merenggangkan ototku yang terasa kaku lalu menarik lenganku untuk menutupi mata setengah terbukaku dari sinar matahari yang masuk melalui cela gorden kamarku, sampai akhirnya aku bergerak malas saat mendengar suara ibuku yang mengomel memintaku untuk segera bangun.


"Astaga dasar kebo, burung dara saja sudah pergi dari tadi pagi untuk mencari makan, sedangkan kamu yang manusia malah masih bergelut dengan selimutmu, sebenarnya kamu ini manusia atau bukan?" Yah seperti inilah rutinitasku setiap pagi, selalu di omeli oleh ibu, tapi tidak apa-apa sebelum nanti telingaku akan merindukan omelannya.


Aku bangun dari tempat tidurku tanpa membereskan kamarku terlebih dahulu, melangkah gontai mendekati ibu lalu mencium pipinya "selamat pagi" kataku langsung pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku, entahlah ibu mengomel apa di luar karena aku tidak bisa mendengarnya.


Aku berdiam di bawah shower yang sedang menyala dengan mata terpejam, membayangkan apa yang akan terjadi nanti ya? Setelah ini aku harus bersiap ke bandara melakukan penerbangan internasional ke sebuah negara asing yang bahkan belum pernah aku kunjungi.


Aku tidak bisa membayangkannya karena nyatanya ini pertama kalinya aku kesana, tapi dari apa yang aku baca di internet sepertinya disana tidak buruk, dari apa yang aku baca malah mungkin aku akan lebih nyaman disana dan tidak akan merindukan rumah kecuali omelan ibu.


Setelah selesai aku keluar dari kamar mandi dan kamarku pun sudah bersih bersinar berbanding terbalik dengan tadi, barang-barangku juga sudah banyak yang menghilang di gantikan oleh sebuah koper besar beserta tas kecil di atasnya.


Ku ambil baju yang sudah ibuku pilihkan , bersiap dan segera turun.


Setelah makan serta bersiap akhirnya aku pergi ke bandara diantarkan oleh ibu, ayah sibuk bekerja sehingga tidak sempat mengantarku.


"Jangan nakal di sana ,jangan menyusahkan kakakmu, dan hilangkan kebiasaan susah bangunmu__kalau uangnya habis kamu bisa segera hubungi ibu" aku mengagguk mengerti , aku bukanlah anak kecil lagi yang perlu di nasehati tentang hal seremeh itu.


Aku mengecup pipi ibu, memeluknya sebentar sebelum aku menarik koperku untuk segera masuk.


Aku menoleh sebentar melihat ekspresi ibu yang seperti ingin menangis, dan sejujurnya akupun juga , walaupun aku bukan nerd dan pergaulanku juga selayaknya lelaki di korea, berpacaran , ciuman sampai ke sex juga, tapi aku belum pernah untuk minum alkohol ataupun ke diskotik karena umurku yang masih pelajar ,aku juga bukan pria yang suka memainkan wanita walaupun beberapa kali aku sudah melakukan seks itupun dengan pacarku yang baru putus denganku 1 bulan yang lalu , tapi saat aku sudah di rumah aku akan menjelma menjadi anak ibu yang manja.


Oh iya, perkenalkan namaku Kim Myungsoo, aku baru berusia 19 tahun pada tahun ini, sebenarnya aku baru boleh mengonsumsi alkohol pada tahun ini, tapi aku belum memiliki kesempatan untuk itu, mungkin lain kali


Hari ini adalah hari dimana aku akan melakukan penerbangan selama 7 jam menuju negara yang belum pernah aku kunjungi, yaitu Indonesia.


Aku sudah beberapa kali mencari di internet dan belajar beberapa bahasa indonesia dasar agar aku tidak terlalu kesulitan nantinya, aku memutuskan untuk pindah ke Indonesia untuk kuliah di salah satu universitas negeri yang ada didekat kota metropolitan itu, dan selama disana aku akan tinggal bersama kakak sepupuku.


Ia sudah menikah 2 tahun yang lalu , dan suaminya adalah orang Indonesia tapi masih keturunan Korea, bahkan wajah serta namanya pun masih menggunakan nama Korea.


Dulu aku sempat berfikir kenapa mereka tidak kembali ke Korea, tapi ternyata alasannya karena suaminya lebih nyaman di sana ketimbang di Korea, lagipula kedua mertua kakakku sudah meninggal lama dan di makamkan di sana, katanya suami serta adik iparnya tidak mau jauh-jauh dari orang tua mereka.


Tapi ada baiknya juga sih mereka menetap di Indonesia, jadi aku tidak perlu repot-repot mencari tempat tinggal dan lagi karena aku tidak bisa berbahasa Indonesia jadi aku bisa meminta bantuan mereka terlebih dahulu.


7 jam pun berlalu dengan cepat, pesawat-pun sudah landing, aku berjalan menuju pintu kedatangan Internasional dengan satu koper di tangan kananku, aku memperhatikan sekelilingku mencari Siyoon Hyung yang katanya akan menjemputku.


"Myungsoo" aku melambaikan tanganku saat aku melihat Siyoon Hyung berjalan ke arahku dengan senyum lebarnya, ia memelukku lalu menepuk pelan pundakku.


"Kemana Sora Nuna?" Tanyaku saat aku tidak menemukan sosok Sora Nuna disekitarnya.


"Ah.. dia sedang sibuk masak di rumah, katanya ia perlu masak special" aku menganggukkan kepalaku paham.


Pria di depanku ini adalah Siyoon Hyung, dia adalah suami dari Sora Nuna, kakak sepupuku.


Kami memang jarang bertemu, hanya beberapa kali bisa di hitung dengan jari, tapi karena dia sosok yang supel membuat kami lebih cepat akrab.


Selama perjalanan akhirnya kami sampai juga di rumah, rumahnya tidak lebih besar dari rumah keluargaku, tapi sudah lebih dari cukup karena bangunan di sekitarnya juga kira-kira ukurannya sama.


Saat aku masuk aku di sambut oleh kak sora yang masih menggunakan celemek dengan senyum lebarnya.


Setelah menyapanya Siyoon Hyung diminta Sora Nuna mengantarkanku ke kamar, akhirnya aku berjalan masuk mengikuti Siyoon Hyung menuju salah satu kamar yang berada di lantai dua, dimana ada dua ruangan yang sepertinya sama kamar juga karena dari luar bentukannya sama, di bagian luar kamar itu, yang lebih pantas di sebut ruang santai sepertinya karena ada satu buah tv lcd yang menempel di atas dinding serta beberapa sofa di depannya, satu buah kulkas serta beberapa alat olahraga di seberangnya, sepertinya hanya tinggal di lantai ini tanpa turunpun aku masih bisa hidup, karena di lantai ini saja sudah memenuhi semua yang aku butuhkan.


Aku mengikuti langkah Siyoon Hyung menuju salah satu kamar, lalu membukanya.


"Ini kamarmu ya myung, dan di depan kamarmu itu kamar adikku, tapi kini ia sedang tidak ada di rumah__jika ada apa-apa kamu bisa meminta bantuannya" aku mengangguk-angguk mengerti, jadi benar ruangan satunya adalah kamar juga, dan ternyata aku tidak tinggal sendiri di lantai ini.


"Kamu bisa bersih-bersih terlebih dahulu lalu segeralah turun untuk makan malam, kalau lelah kamu bisa membereskan barang-barangmu besok di bantu adikku sama Sora" aku mengangguk mengerti, aku mengucapkan jika aku perlu segera mandi karena tubuhku yang lengket.


Kamarnya lumayan besar, dengan ranjang berukuran king size yang saat aku pegang sangat empuk, menggodaku untuk segera aku tiduri, di sebelahnya ada sebuah meja belajar beserta kursinya, sedangkan di sisi kanannya ada lemari berwarna hitam yang menempel pada temboknya, ada beberapa sofa juga di sisi lainnya.


Untuk kamar mandinya juga lengkap, ada wastafel di bagian luarnya dengan perlengkapan mandi yang masih baru, sepertinya kakak sudah menyiapkannya untukku, di bagian depannya ada lemari yang ternyata untuk menyimpan handuk, lalu satu buah box untuk baju kotor, lalu di sisi lain ada shower yang di pisahkan oleh kaca bening tidak transparan dengan bath up di sebelah kanannya, sehingga saat kamu selesai berendam lalu kamu ingin membilas tubuhmu menggunakan shower akan lebih mempermudahkanmu.


Saking lelahnya tubuhku akupun memutuskan untuk tidur setelah menghabiskan makan malamku yang sudah Sora Nuna siapkan , hampir semuanya adalah masakan Indonesia tapi semuanya juga bisa di terima oleh lidahku, dan aku bersyukur sepertinya aku tidak akan kesusahan untuk mencari makan disini.


Beberapa kali aku mendengar bunyi berisik dari luar, tapi tidak ku hiraukan.


💣💣💣💣


Hari dengan cepat sudah berganti padahal aku masih merasakan lelah di sekujur tubuhku, tapi karena hari ini aku harus datang ke kampus untuk daftar ulang jadi mau tidak mau aku harus bangun, aku bersyukur ternyata mataku bisa beradaptasi dengan baik.


Aku mandi dan bersiap dengan cepat, lalu aku berjalan turun, sesampainya di sana ternyata Sora Nuna sedang menyiapkan sarapan serta Siyoon Hyung yang sudah duduk manis di depan meja makan dengan secangkir kopi di depannya serta secarik koran di tangannya.


"Oh sudah siap? Sini sini sarapan dulu" aku tersenyum lalu berjalan menghampiri Sora Nuna.

"Apa ada yang bisa aku bantu kak?" Sora Nuna menggelengkan kepalanya pertanda tidak, aku menyapa Siyoon Hyung sebelum akhirnya mengambil alih kursi yang berada di seberangnya.

Aku memperhatikan Sora Nuna yang sedang mondar mandir menyiapkan sarapan.

"Suzy , cepat turun bukankah kamu juga harus ke kampus?"teriaknya sembari terus mondar mandir karena masih ada masakannya yang belum ia bawa, entahlah ia memanggil siapa, tapi sepertinya adiknya yang tinggal satu lantai denganku, ah... sepertinya aku belum melihatnya dari kemarin.

Dari arah kejauhan terdengar suara mengiyakan samar di ikuti oleh seorang gadis yang turun dari lantai satu menggunakan dress pendek di atas lutut dengan leher V yang rendah memperlihatkan belahan dadanya , kulit putih bersihnya kontras dengan dress merah yang ia kenakan, wajahnya ia poles dengan make up yang lumayan tebal dibagian matanya dengan sesuatu berwarna magenta senada dengan warna lipsticknya, terdapat semburat merah dipipi putihnya entah karena efek blash on atau memang seperti itu dari sananya, sekilas gaya make upnya seperti gaya make up wanita barat yang tegas dan berlebihan bagiku.

"Good morning kak" kak? Apa itu panggilan dalam bahasa Indonesia?

Wanita itu berjalan melenggak-lenggok bagaikan model lalu mendekati Siyoon Hyung untuk mencium pipinya lalu beralih ke Sora Nuna dan melakukan hal sama, sepertinya Siyoon Hyung terlihat tidak suka melihat penampilan gadis itu, kalau di lihat dari tatapannya.

"Ya!!! Ganti pakaianmu, kamu ini mau kuliah atau mau party, baju kurang bahan masih juga kamu pakai__dan apa-apaan make up ini..astaga" Siyoon Hyung menepuk pelan dahinya.

"Ini style kak, kakak tidak tau style kekinian ya?" Aku melihat penampilan gadis itu dari atas sampai bawah, style kekinian apa maksudnya? Menurutku baju yang ia pakai lebih pantas di sebut gaun malam atau saat akan pergi club, apa ia mau pergi ke club siang-siang? Atau memang style di indonesia seperti ini?

"Ah, ada cowok, siapa ini?" Aku hanya tersenyum canggung karena tidak mengerti dengan perkataannya, sepertinya ia menggunakan bahasa Indonesia kali ini karena aku merasa aneh mendengar bahasanya, tidak familiar di telingaku.

Ia berjalan mendekati kursiku, di lihat dari dekat ia jauh lebih cantik, tapi akan jauh lebih cantik lagi saat ia menghapus make up make up nya itu, sepertinya.

"Siapa ini kak?" Dia meletakkan sikunya di atas meja untuk menopang kepalanya dan memperhatikanku dengan wajah bertanya yang imut, aku masih tidak mengerti apa yang ia bicarakan dengan Siyoon Hyung karena mereka menggunakan bahasa Indonesia.

"Itu Myungsoo, dia adik sepupunya Kak Sora" gadis itu menatapku terkejut lalu ia mengangguk-anggukkan kepalanya, ia mengulurkan tangannya padaku.

"Suzy, adiknya Siyoon Oppa" katanya singkat dengan senyuman di bibirnya, entah kenapa aku jadi ikut tersenyum juga.

Sepertinya Siyoon Hyung memperkenalkanku tadi.

"Jangan menggodanya Suzy, cepat makan nanti terlambat kuliahnya loh" Gadis bernama Suzy itu berdecak kesal tapi aku jawab juga karena aku kasihan melihatnya.

"Kim Myungsoo, sepupu Sora Nuna" setelah mendengar jawabanku membuatnya tersenyum ceria, entah kenapa aku merasa ia sangat imut saat berekspresi seperti itu, kontras dengan make upnya.

Setelah ritual sarapan selesai akhirnya aku berangkat ke kampus, gadis itu berpamitan dengan cara mencium tangan kedua kakaknya , aku hanya menatap mereka heran tapi sepertinya tidak ada yang menyadari tatapanku.

"Oh bukankah Myungsoo juga kuliah di Universitas X?" Tanya Sora Nuna yang aku angguki, tapi dengan cepat Suzy menyahuti dengan wajah cerah.

"Ah benarkah? Aku juga, kalau begitu ayo berangkat bersama" katanya sembari menarik lenganku tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu, dari jauh Sora Nuna dan juga Siyoon Hyung mengatakan untuk berhati-hati.

Sesampainya di garasi kami memasuki sebuah mobil sport berwarna pink dengan stiker di bagian kirinya bertuliskan Beauty Like Me, ku rasa ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi , sebelum masuk Suzy menanyakan padaku "apa kamu punya sim?" Yang aku jawab dengan gelengan "baiklah untuk sekarang aku yang akan menyetirnya , tapi lain kali kamu harus segera membuat sim dan kamu yang harus membawa mobilnya" aku keheranan, apa seorang warga negara asing bisa memiliki sim? Yang akhirnya ia jawab bisa, sepertinya aku memang harus membuat sim, aneh juga jika harus pergi diantar jemput cewek seperti ini.

"Apa kamu bisa bahasa Indonesia?" Aku menoleh ke arah Suzy yang tiba-tiba bertanya


"Hah? Hanya sedikit" jawabku dalam bahasa Indonesia yang terdengar aneh saat keluar dari mulutku, sepertinya aksen Seoul masih menancap di lidahku.

"Untung universitas kita di wajibkan menggunakan bahasa Inggris jadi kamu tidak akan kesusahan beradaptasi, tapi kamu harus belajar bahasa Indonesia karena tidak semua orang Indonesia juga bisa bahasa Inggris" aku mengangguk setuju, karena orang korea juga masih banyak yang tidak bisa bahasa Inggris apalagi orang tua.

"Kalau mau, aku bisa loh mengajarimu" hah? Yang benar saja? Diajari gadis seperti ini? Jujur saja dia tidak terlihat seperti gadis yang memiliki nilai akademi tinggi, penampilannya cantik tapi tidak terlihat berwawasan.

"Aku lahir dan besar di Indonesia, aku hanya ke Korea saat libur sekolah dan waktu lainnya aku habiskan di Indonesia, jadi bahasa Indonesiaku_" ia menunjukkan jempolnya menandakan kata sip.

"Tapi bagaimana kamu bisa berbahasa Korea?" Tanyaku yang ia sambut dengan gelak tawanya, apakah pertanyaanku terlalu konyol?

"Ibuku orang Korea sedangkan ayah orang Indonesia, walaupun aku tinggal di Indonesia tapi karena nenek, kakek serta beberapa kerabatku tinggal di Korea aku juga di wajibkan belajar bahasa Korea, lagi pula walaupun kewarganegaraanku Indonesia tapi bagaimanapun juga aku masih memiliki darah keturunan Korea, bahkan namaku juga Bae Suzy, masih nama Korea" aku tidak menanggapi perkataannya karena aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, sampai akhirnya mobil kami, ah lebih tepatnya mobilnya memasuki halaman kampus dan ia memarkirkan di parkiran yang sudah kampus sediakan, ternyata kampusnya lebih besar dari yang aku bayangkan, dan banyak sekali mahasiswa baru yang juga memiliki jadwal untuk melakukan pendaftaran ulang hari ini.

Sebelum turun, aku mengambil jaketku yang sengaja aku bawa di dalam tas, memberikannya pada Suzy agar ia memakainya, entahlah aku risih melihat penampilannya.

"Untuk apa?" Tanya dengan wajah bingung

"Menurutku kamu salah pilih baju, stylemu tidak cocok untuk di gunakan ke kampus" ia memerhatikan bajunya dengan menjijit dressnya "apa ini tidak cocok? Aku kira ini keren" entahlah ia tidak tau style atau gimana, dari yang aku perhatikan selama di jalan tadi, orang sekitar tidak memakai pakaian seaneh ini.

"Ini style untuk ke club Suzy" ia mengerucutkan bibirnya, entah apa maksudnya tapi itu menggemaskan, ia memakai jaketku juga pada akhirnya, lucu sebenarnya karena jaket baseball berwarna hitam putih milikku kebesaran saat ia pakai, tapi entah kenapa malah terlihat sangat imut tapi aneh, dengan rok selutut berwarna merah serta highheel berwarna senada dengan roknya, sumpah lucu, tapi melihat potongan rendah pada dadanya membuatku risih.

"Apa kamu bisa membantuku memilih style yang cocok untukku?" Aku memiringkan kepalaku dengan pandangan bertanya, kenapa aku maksudnya, aku bukan model, aku juga bukan designer.

"Kata temanku orang korea memiliki style yang bagus" oh .. aku baru tau, efek hallyu kpop sepertinya.

Wajahnya tiba-tiba ceria, membuat bulu kudukku berdiri, seperti ada yang ia rencanakan.

"Bagaimana kalau kamu aku ajarkan bahasa Indonesia, lalu sebagai gantinya ajari aku memilih style yang bagus, call?"

"Apa untungnya aku?"

"Ya!!! Kamu fikir belajar bahasa Indonesia bisa ke orang Indonesia mana saja? Kamu kira menyewa guru itu murah? Kamu kira belajar bahasa Indonesia bisa dalam waktu cepat?__kamu tidak perlu membayarku, kamu hanya perlu membantu styleku" aku tetap menggelengkan kepalaku , aku masih punya cukup uang untuk membayar les bahasa Indonesia.

"Ya!!! Bagaimana jika aku juga menjadi tour guidemu selama kamu di Indonesia?" Masih dengan kekeuh aku menggelengkan kepalaku, ia memutar bola matanya kesal "baiklah kalau menjadi tour guide, penerjemah bahasa sekaligus guru bahasa? Call?" Kali ini aku langsung tersenyum mendengar perkataannya dan akhirnya aku pun menyetujuinya, aku butuh tour guide, penerjemah bahasa serta guru bahasa, bukankah ini win win solution? lagipula aku hanya perlu membantu memperbaiki stylenya saja.

"Call" akhirnya setelah perdebatan panjang itu, kami keluar dari mobil, dan ikut mengantri menunggu nama kami di panggil untuk melengkapi dokumen kuliah kami.

To Be Continued


I hope you enjoy with my story
Dont forget to leave a comment , like, and share if you like my story , thanks you and paipai.

Don't forget to visit my wattpad account too.

Ci vediamo,
@IzzanaJoo